In Ho Masuk Islam Setelah Menyaksikan dan Mendengarkan Zikir
Acara bertajuk “Korea Berzikir” dilaksanakan di Lapangan Uijoengbu, Korea Selatan pada pukul 13.30 waktu setempat. Hadir pada acara tersebut ribuan kaum muslimin dari berbagai penjuru Korea, khususnya di bagian selatan. Mereka berdatangan menggunakan bis, kereta, sewa kendaraan, dan berjalan kaki. Event itu sekaligus menjadi ajang halal bihalal dan bazar kaum muslimin paska Idul Fitri 1432 H, yang juga berbarengan dengan Libur Resmi Hari Raya Warga Korea Selatan, Chuseok.Hadir pada acara tersebut Dubes RI untuk Korea Selatan, Nicholas T Dammen beserta staf KBRI di Seoul. Ustadz Arifin Ilham menyampaikan tausiyah yang menyihir jamaah. Uraiannya tentang “taubat” yang menyentuh, membuat hampir semua yang hadir mencucurkan air mata dari awal hingga ditutupnya ceramah tersebut pada pukul 16 waktu setempat. Beliau menyampaikan bahwa sungguh besar pahala orang-orang yang ‘kuasa’ untuk berbuat dosa tapi enggan melakukannya karena takut terhadap kedudukan (maqam) Tuhannya dan mengharapkan balasan yang besar di akhirat kelak. Allah SWT membanggakan dan memuji orang-orang seperti demikian dihadapan para malaikat dan seluruh makhluk ciptaanNya. Sehingga surgapun merindukan untuk segera disinggahi orang-orang itu. Lima menit setelah acara berakhir, tiba-tiba seorang warga asli Korea memburu ke belakang panggung.
Dengan bahasa korea, tahulah kemudian bahwa orang tersebut ingin menemui Ustadz Arifin Ilham untuk menyampaikan keinginannya mengikuti ajaran yang disampaikan dalam ceramah tersebut. In Ho namanya, usia sekitar 30 tahun. Ia mengaku tidak sengaja lewat lapangan tersebut dan bertanya-tanya pada salah seorang jamaah yang duduk di pinggir lapangan tentang apa yang sedang disampaikan ustadz Arifin Ilham. Kalimat demi kalimat diterjemahkan ke dalam bahasa Korea dengan diselingi beberapa pertanyaan In Ho kepada penerjemah dadakannya tersebut tentang Islam. Hingga akhirnya In Ho tersentuh fitrahnya. Mantap untuk masuk Islam. Agama yang baru dikenalnya di situ.
In Ho kini bernama Muhammad Ilham. Nama pemberian yang langsung diberikan oleh Ustadz Arifin Ilham. Setelah berkali-kali dibimbing untuk mengucapkan dua kalimat syahadat, akhirnya dengan izin Allah berhasil juga Muhammad Ilham mengucapkannya. Kalimat yang masih sangat asing bagi mulut dan lidahnya. Di depan ribuan jamaah yang urung bubar dengan peristiwa tersebut. Allahu Akbar. Terimakasih Ya Allah, Duhai Pemilik Hidayah. Semoga Muhammad Ilham istiqamah hingga akhir hayatnya. Semoga Saudara-saudaranya kaum muslimin Korea lainnya membantunya untuk itu. Semoga pihak yang menjadi jalan keislamannya memperoleh pahalan kebaikan. Korea Selatan dan ribuan jamaah itu menjadi saksi. (Laporan Wildhan Dewayana dari Seoul, Korea Selatan)