Perjalanan Mike Tyson Memeluk Islam
Ini adalah sebuah perjalanan yang panjang dan berliku bagi Mike Tyson yang bernama lengnkap Michael Gerard Tyson untuk menjadi Malik Abdul Aziz. Dulu ia selalu dirundung skandal wanita, kini ia berkata "I love my family". Dulu ia bangga dengan sarung tinjunya, kini ia tawadhu dengan kopiah putihnya.Perjalanan spiritual Mike Tyson ini jadi mengingatkan saya akan Umar bin Khaththab dan Khalid bin Walid. Keduanya sempat menjadi musuh Islam, tetapi di kemudian hari mereka terpanggil hatinya untuk masuk Islam dan bertaubat hingga sejarah mencatat, keduanya memberikan kontribusi yang sangat besar bagi pengembangan umat Islam saat itu.
Kita mungkin terasa berat untuk memaafkan orang-orang yang telah mendzalimi kita, atau kita mungkin lebih puas untuk menghukum mati orang-orang yang menurut penilaian kita layak untuk dihukum seberat-beratnya bahkan dihukum mati. Tetapi tidak demikian dengan Allah, Ia membuka pintu lebar-lebar bagi siapa saja yang hendak kembali ke jalan yang benar, seraya berfirman sekalipun hamba-hambaKu datang dengan dosa seluas lautan, tetapi ampunanKu lebih luas dari itu.
Setiap orang punya hak dan peluang untuk kembali ke jalan yang benar selama ia masih diberi kesempatan hidup oleh Allah SWT. Seandainya kita terburu-buru menutup pintu maaf bagi orang yang mendzalimi kita, bisa jadi kita sendiri tidak akan pernah mengenal sosok Umar bin Khaththab dan Khalid bin Walid dalam sejarah Islam.
Mudah-mudahan perjalanan spiritual Mike Tyson menuju Islam sejati ini bisa menjadi bahan renungan dan inspirasi bagi kita semuanya.
"When I was young, I thought I was a God.
Now, I just basically work on staying humble."
- Mike Tyson in Interview Magazine -
Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Dan kembalilah kamu kepada Tuhanmu, dan berserah dirilah kepada-Nya sebelum datang azab kepadamu kemudian kamu tidak dapat ditolong (lagi). Dan ikutilah sebaik-baik apa yang telah diturunkan kepadamu dari Tuhanmu sebelum datang azab kepadamu dengan tiba-tiba, sedang kamu tidak menyadarinya," [Q.S. az-Zumar 39:53-55] Sungguh indah dan unik cara Tuhan menyadarkan seorang manusia yang sudah jauh menyimpang hingga ia kembali ke jalan-Nya. Tyson menemukan jalan menuju Tuhannya bukan di atas ring atau mobil Roll Royce super mewahnya, tetapi justru ia menemukannya di saat ia harus mendekam di penjara jauh dari ring dan mobil Roll Royce-nya.
Begitupun saat Tyson kembali terperosok pada dunia hitam setelah keluar dari penjara, Tuhan pun kembali membimbing Tyson ke jalan-Nya justru dengan membangkrutkan kekayaannya. Saat Tyson ditanya apa yang akan dilakukannya di gemerlap Las Vegas di masa-masa gelapnya dulu? Inilah bagaimana saya akan memulainya: Saya akan pergi ke sebuah klub, jam 2 pagi. Bersantai ria di sana untuk dua jam, dan kemudian saya akan pergi ke klub yang buka after-hours yang mulai buka pada jam 6 pagi. Jadi saya akan tetap tinggal disana dari jam 6 pagi hingga jam 7:30 malam. Saya akan duduk santai, minum-minum dan menghisap kokain, berbincang dengan gadis-gadis... mengerjakan apa pun semuanya. Lalu Saya pulang ke rumah dan berisitirahat. Saya kontak ke orang-orang, bahwa Saya sudah lelah, tetapi Saya kedatangan tamu dan mereka berencana untuk main keluar beberapa jam kemudian. Kami semua dalam keadaan mabuk seperti melayang-layang menghisap kokain. Seseorang kemudian akan memanggil saya: "Ayo kita main keluar bersamaku". Lalu kami pun pergi keluar dan mabuk-mabukan atau mengerjakan sesuatu hingga jam menunjukkan jam 11 malam, lalu pergi ke suatu tempat atau ke suatu bar. Kami mungkin akan pergi ke sebuah klub, lalu mabuk berat sepanjang hari. - Mike Tyson dalam wawancara dengan sportsillustrated.cnn.com - Begitulah gambaran kehidupan satu hari penuh Tyson di masa-masa gelapnya yang nyaris melupakan Tuhan.
Di saat semua sumber daya yang kita miliki terkuras habis dan di saat orang-orang sudah tidak mampu lagi membantu, di saat itulah siapa lagi kalau bukan Tuhan satu-satunya yang masih ada dan akan tetap hadir. Inilah momen-momen di mana seorang Mike Tyson secara perlahan menemukan filsafat hidupnya bahwa ia hidup untuk mengabdi kepada Tuhan, dan Tuhan tidak pernah mati dan tidak akan pernah meninggalkan hamba-hamba-Nya.Ketika Muhammad Ali mendengar Tyson masuk Islam, ia mengakui bahwa karakter dirinya mirip dengan Tyson dengan berkata: "My character is 100% similar to his, which means that I stand by him and support him. Praise be to Allah Who has guided him to Islam. It is Almighty Allah Who deserves thanks for this."
Sebelum masuk Islam, kerinduan Tyson akan menemukan jalan dan panutan yang mampu mendamaikan kegelisahannya dan menyejukkan pemberontakan jiwanya, dapat terlihat dari koleksi tato di tubuhnya yang mencerminkan kekagumannya pada beberapa tokoh: Arthur Ashe (pada bagian bisep kiri Tyson), Mao Zedong (pada bagian bisep kanan Tyson), dan Che Guevara (pada bagian abdomen). "Tyson menjadi terbawa perasaan haru ketika ia menyampaikan Salam kepada Nabi Muhammad saw. Ia menangis selama lebih dari setengah jam sambil berdiri di depan makam Nabi sambil mengangkat tangannya. Ia tetap berada di depan ar-Raudah selama satu jam sambil berdoa, membaca al-Qur'an dan membuat permohonan" ungkap Shahzad Muhammad.Seandainya saja Islam membolehkan tato, bs jadi nama "Muhammad" akan terukir pula di badannya.
Seluruh hidup saya sia-sia, Saya telah melakukan suatu kesalahan. Saya hanya ingin keluar. Saya benar-benar merasa malu dengan diri sendiri dan kehidupan saya. Saya hanya ingin menjadi seorang pendakwah.Saya yakin saya bisa melakukannya.sebelumnya Orang-orang telah menempatkan saya begitu tinggi; Saya ingin mengenyahkan kondisi tersebut.